PRINSIP KERJA MIXER KUE
Spesifikasi :
1. Motor PK, 300 watt
2. Ukuran Wadah/mangkok 25cm x 25cm
3. Ukuran Mesin T 40cm, L 33cm, P 53cm
4. Kapasitas 3kg ADONAN
5. Bahan Stainless Steel
Kelebihan :
1. Motor kwalitas prima sehingga mesin awet, hemat listrik.
2. Mudah dibersihkan, bahan stainless steel
3. Proses Pengadukan sangat cepat dan rata
b. Beater : mengaduk keju, adonan pastry dan croissant, aneka tepung, mentega
c. Whip : mengaduk bahan makanan encer, seperti : cream, telur, susu segar
Cara Kerja :
Mesin Mixer pada dasarnya dibedakan atas 2
macam, yaitu spiral mixer dan planetary mixer. Spiral mixer digunakan untuk
mengaduk berbagai macam adonan roti (roti manis dan tawar). Ciri-ciri spiral
mixer, bowl tidak dapat dilepas, tetapi dapat berputar beriringan dengan hook.
Kelebihan teknologi spiral mixer adalah adonan tidak cepat panas dan adonan
cepat kalis. Kapasitas spiral mixer 5kg, 12kg, 25kg, 50kg, 75kg dsb. Dengan
dibekali 2 speed kecepatan, spiral mixer sangat ideal untuk mengaduk segala
adonan kue. Sedangkan planetary mixer adalah mixer yang multiguna untuk dipakai
berbagai macam adonan. Bisa dipakai untuk mengaduk berbagai jenis cake dan butter
untuk filling roti.
Bowl planetary mixer tidak dapat berputar
tetapi dapat dilepas untuk dicuci. Kapasitas aduk planetary mixer mulai dari 1
kg, 3 kg, 5 kg, 8 kg dan 12 kg. Dengan dibekali 3 speed kecepatan aduk planetary mixer dapat digunakan untuk segala macam adonan.
Ada lagi jenis cake mixer dan cooking mixer. Cake mixer hanya dipakai untuk
mengaduk segala jenis cake saja. Jadi peminat cake mixer ini sangat terbatas
sekali. Untuk cooking mixer dipakai untuk membuat selai, dodol, jenang, kacang
hijau dsb. Biasanya dipakai untuk variasi isian roti. Cooking mixer dilengkapi
dengan kompor yang dipakai untuk memanaskan adonan, sehingga adonannya diaduk
sekaligus dimasak di cooking mixer tersebut.
Komutator : Memastikan arah arus listrik agar bisa tetap sama
Stator : Rakitan bilah yang tidak
bergerak dalam turbin
Rotor : Mendistribusikan listrik
tegangan tinggi koil ke setiap busi pada masing-masing silinder mesin melalui
kabel busi
Boastel : Untuk penyaringan air dan udara
MIXER SIGNAL FLOW
Mixer adalah alat
yang berfungsi untuk menyalurkan sekaligus mengontrol signal dari dan ke Multi
Track Recorder. Jika Recorder dimisalkan sebagai Jantung, maka Mixer adalah
Sistem Arteri Pembuluh Darah.
Sangat penting untuk
mengetahui sistem signal routing dalam sebuah mixer, sama seperti kita
mengetahui kemana saja keran air yang ada dirumah kita mengucur setelah
mendapat distribusi dari PAM.
Jangan sampai ada
keran air yang tidak diketahui keberadaan-nya, sehingga air harus jauh jauh
disalurkan padahal ternyata ada sumber yang lebih dekat.
Otomatis air yang
disalurkan dari jauh itu akan berkurang derasnya, dibanding kalau disalurkan
dari keran yang lebih dekat.
Untuk mengontrol
derasnya air tersebut pada dunia Audio dipakai apa yang disebut PreAmp
ataupun Potensio.
Jenis Desain Mixer :
Desain dari Mixer ada
beberapa jenis dan bervariasi tergantung mereknya.
Tapi umumnya ada yang
dikenal dengan Desain Split serta In-Line.
Pada Mixer Pro yang
mahal umumnya memakai sistem In-Line dan pada Mixer Semi Pro memakai sistem
Split.
Ada juga yang
menggabungkan kedua tipe didalam satu rancangan misalnya Mixer buatan Mackie
yang mereka sebut dengan jenis "Spline" (Split and In-Line).
Mixer In-Line
cenderung lebih rumit rancangannya dan jenis Split lebih gampang dimengerti
konsep signal flow-nya. Mixer Mackie lebih rumit lagi karena lebih fleksibel
dalam fasilitas signal routing-nya.
Umumnya Mixer hanya
terdiri dari 3 bagian yaitu : Input Modules atau Input Strips yang
biasanya terletak di bagian kiri dan berjumlah bisa 8, 16, 24 atau 32
tergantung jenisnya untuk Live Sound ataukah untuk Rekaman.
Kemudian ditengah
Mixer selalu terdapat Master Module yang berurusan dengan segala hal
yang menyangkut Master dan disebelah kanan terdapat Group Module atau Group
Busses.
Ini didalam dunia
rekaman disebut dengan nama Tape Sends, yang umumnya terdiri dari Fader
berwarna merah yang jumlahnya bisa 8, 12, 16, atau 24.
Tergantung desain
Mixer itu sendiri, prinsipnya lebih banyak Bus lebih menguntungkan.
Mixer Mackie terkenal
dengan hanya 8 Bus dan ULU-10 Studio - Bali, memakai SoundCraft TS 12 bus.
Masih adalagi TS24
dengan 24 bus, lebih banyak Bus otomatis lebih mahal tetapi lebih praktis jika
bekerja dengan banyak input yang langsung menuju ke Multi Track Tape Recorder.
Untuk jenis Split,
diatas fader Tape Sends atau Group Busses itu terdapat lagi fader fader kecil
yang berfungsi untuk memonitor keluaran dari Pita atau disebut Tape Returns atau
Track Monitors.
Tapi bagi Mixer
In-Line, track monitornya dikembalikan lagi ke Input Channel Strips yang berada
di sebelah kiri tadi, biasanya dalam bentuk rotary pot diatas dari nomor track
yang ada di Tape Recorder.
Misalnya dalam Mixer
In-Line jika anda ingin monitor track yang anda rekam ke track 7 misalnya tapi
memakai Channel input 2 maka anda harus monitor di Tape Returns (Rotary Pot)
dari Channel 7.
Hal seperti ini
banyak membingungkan Engineer yang tidak biasa memakai Mixer In-Line karena
sudah terbiasa dengan kesederhanaan Mixer Split.
Pada Mixer Split,
tergantung keadaan Mode dari Mixer apakah sedang Input atau Mix.
Dalam posisi dubbing,
umumnya input dikiri dan monitor Track dikanan atas (Fader kecil diatas Fader
merah Group).
Intinya harus
disadari perbedaan antara Input dengan Track Return, umumnya dalam rekaman kita
sebaiknya selalu monitor lewat Track Return agar jika ada distorsi atau problem
di Pita dapat segera di ketahui.
Jika kita hanya
monitor lewat Input maka problem rekaman di Pita akan lolos tak terdeteksi.
Masih banyak lagi
desain signal flow dari berbagai macam Mixer yang hanya bisa diketahui jika
anda mencobanya sendiri.
SoundCraft TS12 juga
agak berbeda dengan Model lainnya karena input serta Track Return-nya dapat
dirubah apakah memakai Fader atau Rotary Pot diatas Fader, tergantung dari setting-an
yang kita perlukan.
Signal Routing :
Pertama tama Signal
masuk ke dalam Mixer melewati Input Gain PreAmp, untuk Mixer Pro umumnya
terdiri dari Balanced Low Impedance XLR inputs yang jumlahnya kadang kelipatan
dari 8 atau 6, 16 atau 24 dan 32.
Pada Mixer Semi Pro
atau DAW maka akan terdapat dua macam input : XLR dan TRS alias Mic dan Line
In. Untuk saat ini DAW terbanyak hanya memiliki input sebanyak 8 XLR dan 8 TRS,
kalau Digital Mixer memiliki jumlah input yang sama dengan jenis analog.
Selanjutnya Signal
dari PreAmp itu melewati On-board EQ (Equalizer) yang bisa di by pass dengan
tombol on-off, kemudian masuk lagi ke Aux Sends yang berjumlah kadang 4, 6 atau
8 buah.
Aux sends ini dapat
diganti urutan tempatnya, apakah sebelum melewati komponen selanjutnya yang
disebut Fader atau setelahnya. Ini yang disebut dengan Pre atau Post Fader
Send.
Kalau Pre berarti
kiriman itu tidak terpengaruh oleh posisi fader dan kalau Post berarti kiriman
terpengaruh oleh besar kecilnya posisi Fader.
Setelah Channel fader
maka signal masuk kedalam suatu Stereo Routing Bus dengan Rotary Pot yang
disebut Pan Pot. Pan Pot ini yang menentukan signal dikirim kekanan atau kekiri
dari Routing Matrix.
Routing Matrix
terdiri dari banyak tombol kecil yang bernomor 1 sampai 24 bagi Mixer dengan 24
bus atau 1 sampai 8 bagi Mixer 8 bus.
TS12 mempunyai
Routing Matrix bernomor 1 sampai 12. Routing Matrix ini dirancang berpasangan,
ganjil dikiri dan genap dikanan.
Jika anda hendak
mengirim ke Track 3 maka Pan Pot diputar kekiri dan tombol nomor 3 ditekan.
Tapi bagaimana dengan Mackie yang hanya punya 8 bus, bagaimana caranya
memasukkan ke Track nomor 9 ?
Atau bagaimana dengan
TS12 jika hendak masuk ke Track nomor 13 dan selanjutnya ? Routing Matrix ini
dicabang tiga untuk Mackie dan cabang dua untuk TS12.
Jadi untuk track 9
atau 17 sama halnya dengan tombol nomor 1 di Mackie, untuk TS12 track 13 sama
halnya dengan tombol nomor 1.
Rancangan ini ada
komprominya, bagaimana jika kita ingin merekam gitar di track 1 dan Bass di
track 13 pada Mixer SoundCraft TS12. Untuk kasus ini kita terpaksa harus
memakai sistem Patching di Patch Bay. Patch Bay itu adalah sekelompok input
output yang berjejer jejer disebelah paling kanan dari sebuah Mixer. Bagi Mixer
dengan 24 bus maka kasus ini tidak akan terjadi.
Setelah signal
melewati Routing Matrix ini maka sesuai nomor assign-nya maka signal itu akan
keluar di sebelah kanan dari Mixer yaitu pada Group Busses, untuk TS 12
terdapat 12 Fader merah disebelah kanan.
Jadi kalau anda mengirim
ke bus nomor 18 maka anda sudah akan segera tahu Fader ke 6 yang akan
mengontrol signal itu.
Jika Tape Recorder
sudah dalam keadaan Track 18 Input Ready, maka akan segera terlihat jarum VU
meter pada track 18 bergerak sesuai signal yang ada pada input channels Mixer
yang misalnya berasal dari Ampli Gitar didalam ruangan Studio.
Misalnya signal Ampli
Gitar ini masuk lewat input channel 2 dari Mixer dan dikirim ke Track 18 maka
seharusnya anda monitor suaranya lewat Tape Return dari Track 18.
Hindari monitor dari
channel input 2 dengan alasan yang sudah disebut sebelumnya diatas.
Patch Bay :
Setiap point dari
signal route yang disebutkan diatas, terdapat apa yang disebut "Insert
Point".
Ini berfungsi
memutuskan signal pada point tersebut untuk dikeluarkan dari channel menuju
ketempat lainnya, bisa keluar dari Mixer misalnya ke Kompresor atau kembali
kedalam Mixer untuk masuk ke Channel lainnya (dicabang dua).
Setiap feature dari
Mixer mempunyai Insertion Point pada Patch Bay.
Dalam melakukan Patching,
harus di-ingat persamaan seperti menyalurkan air dari jauh tanpa mengetahui
kalau ternyata ada keran yang lebih dekat posisinya.
Melakukan Patching
harus efektif dalam memilih posisi insertion point yang paling tepat alias
jalur signal yang paling singkat.
Pada Digital,
Patching juga dilakukan persis seperti pada Analog tetapi hanya secara Virtual
didalam Software.Tetapi pengertian mengenai Patching Analog sangat dibutuhkan
agar seseorang paham betul dengan maksud dan tujuan dalam proses Patching.
2 komentar:
terimakasih infonya mengenai mesin mixer roti :D
Makasih sob infonya🥰
Posting Komentar